- Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
- raja manusia.
- sembahan manusia.
- dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
- yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
- dari (golongan) jin dan manusia.
- Ayat di atas menunjukkan bahwa manusia sangatlah lemah, tidak berdaya, rentan, mudah terluka, dan memerlukan sandaran Yang Maha Segala-galanya.
- Manusia itu bergantung, bahwa ia butuh tempat berlindung kepada Yang Maha Agung.
- Selalu berlindung kepada Allah setiap waktu. karena godaan syetan itu senantiasa terus berlangsung pada diri manusia, maka pertolongan dan perlindungan manusia kepada Allah harus senantiasa dilakukan oleh manusia, tidak mengenal ruang dan waktu. Yang terceremin daalm ayat ini adalah penggunaan fiil mudhore’ “Present tense” Yuwaswisu dan A’udzu.
- Hanya meminta perlindungan kepada Allah atas segala hal
- Manusia membutuhkan sandaran
- Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang pantas sombong, kecuali Allahu Akbar
- Allah itu Maha Penyayang
- Betapa beruntungnya manusia yang merasa memiliki Rabb yang selalu membimbing kepada jalan yang benar
- Betapa besar kasih sayang Allah kepada kita, betapa Allah mengagungkan manusia\
- Allah sebagai Rabb : mendidik, menjaga, melindungi
- Malik : merajai, menguasai
- Illah : sebagai zat yang wajib disembah. Allah memperkenalkan bahwa Dialah yang mencipatakan manusia.
kenapa ALLAH harus memperkenalkan dirinya ???
- menjelaskan kebesaran ALLAH
- menjelaskan kekuasaan ALLAH dari segala aspek
- memperkenalkan kepada manusia tentang diri-Nya
- bukti sayang ALLAH kepada manusia
- bukti bahwa ALLAH sangat dekat dengan manusia, tetapi manusia belum tentu dekat dengan Sang Kholiq
- manusia tinggi derajatnya di sisi ALLLAH
- disaat dia mengenali dirinya, bahwa dirinya lemah.
- Disaat manusia menyadari akan kemampuan dan kekuasaan Tuhan
- Surah ini menjelaskan bahwa tabiat manusia bila sedang mengalami kesulitan dalam dirinya, sementara dirinya tidak mampu mengatasinya maka manusia mencari perlindungan kepada siapa saja, apa saja. Sehingga manusia mampu menghadapi problemnya.
- Dalam hal ini manusia meminta pertolongan pada penciptanya, yang mengaturnya dan yg memenuhi segala yang dibutuhkannya yang mana DIA memiliki kemampuan untuk menolak bahaya atau mengatasi Problemnya . juga manusia meminta perlindungan dan pertolongan kepad zat yang wajib disembahnya karna yang ma’bud yang haqiqi adalah Dialah yang menjadi tumpuan, harapannya, dan hanyalah Dia yang memenuhi segala kebutuhannya, atas dasar itu pelindung haqiiqii manusia adalah “ DIA”
- Disebutkannya sifat secara berurutan rububiyah, malikiyah, dan ilahiyah karna ingin menjelaskan bahwa sebagian makhluq sebagai Robb sajjah, sebagian yg lain hanya Malik sajjah tetapi bukan Ma’bud (yang wajib disembah) atas dasar itu manusia harus berlindung kepada zat yg memiliki ketiga tiganya dri sifat tersebut.
- Perbedaan antara malik dan maalik adalah bahwa kata malik bisa digunakan untuk yg berakal ataupun tidak berakal. Sementara maalik hanya digunakan untuk yang berakal.
- Malikinnas tidak digunakan malikil’alamin karna selain daripada manusia ... makhluk-makhluk yang lain seperti jin, malaikat, dan lain-lain. Tidak satupun yang menklaim dirinya sebagai pemilik kekuasaan
- kalimat Khonnas memiliki makna sangat tersembunyi, dari sini dapat kita pahami bahwa syetan seluruh niat-niat buruknya dan seluruh pikiran-pikiran jahatnya dengan sangat mahir dapat menyembunyikannya di balik tabir-tabir hati manusia sehingga manusia mengira pikiran-pikiran itu dari dirinya.
- Tatkala kita berbuat jahat kita berfikir bahwa itu dari fikiran kita padahal sebenarnya itu adalah syetan melalui lidah kita.
- Setiap kebaikan atau keburukan menyebabkan penyesalan maka itu datangnya dari SYETAN
- Syetan tersembunyi begitu juga program-programnya tersembunyi dengan demikian kepada para pesuluk di jalan Allah jangan sampai menunggu syetan itu dapat nampak.
- Dalam pandangan Al-Quran, syetan memiliki penguasaan terhadap semua manusia tidak sama bahkan godaannya terhadap manusia pun berbeda.
- Syetan yg tingkatan kopral tidak akan menggoda manusia tingkat Jendral dan begitu pula sebaliknya.
- Kelas spiritual manusia tidak dapat di ketahui.
- terhadap manusia umumnya syetan hanya menggoda (was-was) “Alladzii yuwaswisuu”
- terhadap orang yang telah termakan oleh rayuan syetan, setan menganjurkan manusia dan memerintahkan untuk berbuat dosa.
- Tahapan awal bagi syetan adalah menggoda
- Tahapan kedua adalah memerintah untuk berbuat dosa (QS. An-Nur ayat:21)
- Tahapan ketiga manusia telah terkuasai oleh syetan (QS. Al-A’raf ayat:27)
- syetan tidak mampu menggoda hamba Allah yang sholeh. (Qs. Al-Hajr ayat:42)
- tatkala manusia terkuasai oleh syetan maka dia telah digolongkan kedalam kelompok syetan (QS. Al-An’Am ayat:112)
- syetan itu bisa terdiri dari manusia atau jin
- Dari kalimat minal jinnati wannaas; memperingatkan kepada kita bahwa was-was itu tidak hanya terjadi pada satu kelompok manusia atau satu kelompok jin tetapi terjadi pada jin dan manusia (QS. Al-An’Am ayat:112)
- Syetan/ jin yang tidak baik juga ada yang menggoda jin yang baik.
- Manusia yang tidak baik juga ada yang menggoda manusia yang baik.
- Kekuasaan manusia lebih dari jin itu sendiri, bias jadi jin terpengaruh oleh manusia.
- Qs. Al-mukminun ayat:97 kata “hamazaat” sama dengan was-was dimana kata “hamazaat” bentuknya plural (jamak) yang artinya godaan-godaan, menjelaskan bahwa syetan itu menggoda manusia berkali-kali.
- memiliki makna bahwa godaan-godaan syetan itu bermacam-macam.
- menjelaskan bahwa syetan yang menggoda manusia itu bermacam-macam.(kawanan banyak)
- urutan sifat-sifat Allah yang disebutkan menjelaskan urutan dan tingkatan makrifat kepad Allah.
- Manusia memahami adanya Rabb(pencipta) bagi dirinya setelah itu ia memahami bahwa tuhan yang mendidiknya adalah pemiliknya dan penguasaannya kemudian manusai memahami tingkatan selanjutnya bahwa Tuhan pemilik dan penguasa manusia ini Dialah yang layak untuk disembah.
- Mencerminkan tingkatan perilaku manusia kepada Allah.
- manusia apabila sudah terjerumus kedalam dosa akibat terpengaruh oleh godaan syetan atau godaan hawa nafsunya maka dihari kiamat tidak ada alasan baginya (QS. Qaf ayat:16) dan (Qs. An-naas)
- Dua kekuatan tidak baik : 1. Syetan 2. Hawa nafsu
- Dua kekuatan baik : 1. Akal 2. Malaikat
- nabi SAW mengatakan bahwa “tidaklah seorang mukmin itu melainkan di dalam hatinya memilliki dua telinga. Telinga pertama; telinga yang di hembuskan suara-suara malaikat. Telinga kedua; dihembuskan godaan-godaan syetan khonnas. Dan bagi orang mukmin di kokohkan hatinya dengan seruan-seruan malaikat.. “waayyidhu biruukhi minhu”
Ini semua adalah sifat manusia bahwa ketika seseorang dihadapkan dengan
(beberapa jenis kejahatan ) , yang ia takut dan merasa rentan , ia mencari
bantuan kepada yang ia anggap sangat mampu melindungi dan membela
dia dari kejahatan. Orang yang pantas untuk menjadi pelindung
dan pemelihara adalah Dia Yang Maha Segala-galanya.
Tadabbur bersama Ust.Hasyim Adnan ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar